Lelaki Harimau

Novel Eka Kurniawan

Sinopsis

Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tanda, “Bukan aku yang melakukannya,” ia berkata dan melanjutkan, “Ada harimau di dalam tubuhku.”

Review

              Membaca karya-karya Eka Kurniawan membuat saya jatuh cinta padanya. Pada setiap gagasan dan barisan kata yang terukir dengan indah, rapih, padat dan tiada celah luka di setiap lembar. Ini adalah buku kedua Eka Kurniawan yang saya baca setelah Cantik itu Luka. Persamaan dari buku sebelumnya adalah Eka masih dengan menawan menyajikan setiap kata dengan kata-kata lainnya yang kemudian tercipta satu rangkaian cerita yang bukan sekadar menarik tetapi juga mampu membawa setiap pembaca untuk keluar dari keseharian yang kaku dan membosankan untuk masuk dalam permainan imajinasinya lewat plot yang ia susun sedemikian rupa. Pada plot maju-mundur, Eka menampilkan sebuah persoalan di Lelaki Harimau ini menjadi begitu ringkas, padat dan menjelaskan betapa nilai-nilai moral kehidupan begitu sederhana dilihat dari bagaimana kehidupan itu berlangsung. Sementara perbedaan yang ada pada Cantik itu Luka dengan Lelaki Harimau adalah pada karya ini Eka lebih lincah dan tanpa sadar membawa saya masuk pada lorong adegan yang berbeda-beda. Kemengaliran di dalam kisah ini membuat saya membaca tanpa memikirkan asumsi sendiri, membuat saya mengikutinya seluas imajinasi yang tercipta.

              Saya suka dengan gaya tutur Eka Kurniawan, ketika ia mengisahkan bagaimana Komar menjadi lelaki paling keparat bagi keluarganya. Dia hanya mampu memberi amarah karena mengaku payah untuk memberi kebahagiaan bagi Nuraeni istrinya, Margio dan Mameh. Juga bagaimana Eka Kurniawan menjahit setiap perpindahan kisah ke kisah berikutnya, nyaris tidak ada cacat. Pilihan nama-nama tokoh juga menarik dan apik.

              Novel ini dibuat dengan alur maju-mundur. Dibuka dengan kisah dimana Anwar Sadat mati dengan cara yang paling brutal dan mengenaskan, ia mati digigit Margio di rumahnya sendiri ketika sore belum sepenuhnya pudar. Disaksikan dengan anaknya Anwar Sadat yang tersedot dengan peristiwa paling biadab yang dilakukan seorang bocah yang tak pernah disangka bahwa dia mampu melakukan semua itu. Semua orang mengenal Margio yang membenci Komar, ayah kandungnya sendiri dan tahu betapa ia ingin membunuh Komar dengan tangannya, tapi Margio yang santun tak pernah sekalipun menggunakan tangannya itu untuk menghabisi nyawa Komar sampai ia mati dengan sendirinya, menghabiskan sisa waktunya dengan kepedihan di atas kasur hingga malaikat membawanya pada dimensi yang memisahkan ia dengan orang terdekatnya.

dzatmiatisari_20210209_090456

Margio yang santun itu bukanlah Margio sesungguhnya, dalam pengakuannya kepada Mayor Sadrah. Dia mengatakan bahwa ada harimau di dalam tubuhnya dan ia menceritakan bagaimana harimau itu menguasai dirinya. Harimau yang dinantikannya datang, dan ia telah melihat langsung harimau putih seperti angsa itu datang menjilati kakinya ketika ia tidur di surau saat hujan memenuhi kampung. Harimau yang dirindukannya karena ia pergi begitu saja saat Margio sadar bahwa dirinya yang mewarisi harimau itu dari kakeknya. Harimau yang cantik, bertubuh besar menunjukan dirinya begitu agung. Margio menyukai kehadirannya meski kemudian harimau itu hilang begitu saja dari pandangannya. Tetapi Margio sadar, harimau itu bukannya pergi, dia begitu dekat dengannya sebab harimau itu berada di dalam dirinya. Itulah yang juga disaksikan Mameh ketika memandang mata Margio sekali waktu menjadi berwarna kuning seperti mata seekor kucing besar. Mameh, adik Margio yang juga lahir dari pemerkosaan yang dilakukan Komar kepada istrinya, Nuraeni menyadari bahwa kakaknya telah berubah menjadi seekor harimau. Tapi Mameh terlalu takut untuk membahasnya dan mengatakan hal demikian kepada Margio hingga datangnya tragedi kematian Anwar Sadat di rumahnya sendiri.

              Peristiwa matinya Anwar Sadat adalah puncak dari peristiwa lainnya, kekerasan yang didapatkan Nuraeni oleh Komar yang menyebabkan Nuraeni hamil dengan Anwar Sadat, lahirnya Marian; anak yang begitu dicintai Nuraeni karena hasil dari dirinya yang merasakan hidup mencintai laki-laki bukan hasil pemerkosaan oleh Komar, keinginan Margio yang ingin memenggal Komar dan sampai ajalnya datang, tangan Margio tak juga melakukannya hingga cinta dan berahi yang harus ditahan bagai menahan nafas membuat sesak antara Maharani dan Margio.

              Membaca Lelaki Harimau sampai akhir membuat aku melongo dalam detik waktu tertentu, seketika membayangkan perasaan Nuraeni dan kegilaan yang bagaimana lagi kelak jika semua kebenaran terbuka di depan matanya.

              Eka Kurniawan selalu menghadirkan kejutan dan kenikmatan tersendiri. Eka Kurniawan mampu membuat kita jatuh cinta pada lembar pertamanya dan makin tergila sampai lembar terakhir dan huruf terakhir yang ia kisahkan.

Oleh D

Rumah Ibu, 17 Maret 2019

Tinggalkan komentar